Selasa, 29 Juli 2014

Kau menyebutnya "TAKDIR"

Serapi-rapinya sebuah kebohongan disembunyikan, kelak pasti akan terungkap juga. Seperti malam ini, ketika lagi-lagi aku harus menelan mentah-mentah kenyataan yang justru menyakitkanku. Tapi, setidaknya aku bersyukur karena aku mengetahuinya dari bibirmu sayang, bukan lewat mulut-mulut yang mungkin takkan kupercayai jika orang lain yang mengatakannya. Aku hargai kejujuranmu sayang :')
Sayang, maaf jika saat mendengar ceritamu tadi, aku tak mampu menbendung air bodoh yang terus mengalir di kedua pipiku. Bahkan, saat menulis ini pun, aku belum mampu menghentikannya :')
Ahh!
Sayangnya, hal yang selama ini aku agung-agungkan karena bisa menjadi perempuan pertama yang mengisi hari-harimu ternyata bagian dari sandiwara yang tengah kau mainkan. Ada perempuan lain yang lebih beruntung daripada aku. Tapi, menjadi yang pertama, kedua, ketiga, atau yang kesekian kalinya itu tak terlalu penting buatku, karena impian terbesarku adalah dapat menjadi yang terakhir dalam hidupmu :')
Sayang, aku tak iri pada mereka yang pernah memilikimu bagiku mereka adalah bagian dari masa lalumu yang harus kuterima. Bukankah setiap orang memiliki masa lalu? :)
Tapi, jika boleh jujur aku iri pada 2 orang yang bahkan tak pernah kau miliki tapi pernah kau perjuangkan dengan sangat. Sebut saja A dan B (aku tak perlu mencantumkan nama). Yah! Mereka yang bahkan bisa kau ingat dengan jelas setiap detik bersama mereka.
Saat kau bercerita tentang A yang kau kejar sejak kau duduk di bangku SMP dan pada akhirnya bertemu kembali di SMA, aku masih bisa menahan bulir-bulir hangat yang siap menetes dari pelupukku. Meski takdir tak berpihak padamu, kau bahkan masih menyimpan rasa untukknya.
Sampai akhirnya kau bertemu dengan si B seseorang yang menurutmu memiliki bayangan si A dalam dirinya. Perlahan rasamu tumbuh padanya dan membuatmu berhasil melupakan A. Tapi, di saat yang bersamaan, aku hadir di antara kalian. Membuatmu bingung, mungkin juga iba. Tapi, entah kenapa kau memilihku. Kau menyebutnya TAKDIR.
Sayang, aku bahkan tak bisa menahan isakku ketika kau mengatakan bahwa kau masih menyimpan kecemburuan ketika kau melihat B dengan laki-laki lain sementara saat itu, kau jelas-jelas sudah resmi menjadi milikku. Lantas, saat itu, aku siapa bagimu? Persinggahan? Pelampiasan? Pelarian? Atau memang sekedar perasaan iba?
Tapi, ya sudahlah! Toh, katamu sekarang semua sudah berubah. Aku yang memilki raga dan hatimu, bukan dia ataupun dia.
Sayang, dengan segala puja dan puji aku bersyukur pada Tuhan yang telah mempertemukanku denganmu. Bahkan Dia memberiku kesempatan untuk memilikimu, entah sampai kapan. Tapi, kuharap selamanya.
Meski kau jelas-jelas mengatakan bahwa pada akhirnya aku tetap tersakiti, aku tetap percaya pada janji Tuhan. Bukankah selalu kukatakan, Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar sayang. Aku selalu yakin Dia akan memperhitungkan perjuanganku :)
Jika alasanmu adalah jarak, bukankah dengan yang dulu kalianpun pernah terhalang jarak? Lantas, tak inginkah kau mencobanya denganku sayang?
Jika kau bilang takdir yang membuatmu memilihku, aku berharap takdir pula yang akan membuatmu bertahan.
Aku mencintaimu sayang. Dan aku tak akan pernah bosan mengatakannya padamu :)

ILYSM Do'♥

Selasa, 15 Juli 2014

H-4 :')

Hallo penjahat kesayangan:*
Alhamdulillah, dipertemukan lagi sama tanggal 15 :') dan ini adalah 15 keempat kebersamaan kita :*
Kamu tahu? Aku sangat senang bisa melewati semuanya bersama kamu. Apalagi, di bulan suci Ramadhan ini kita bisa saling mengingatkan untuk beribadah.
Tapi, kebahagianku mungkin harus berakhir sampai di sini :') sebab tiba-tiba kau mulai membahas pertengkaran kita tempo hari. Akkh! Kenapa harus di saat-saat seperti ini sayang? Kenapa harus diperingatan 4 bulan kita kau harus mengungkitnya? Kau bilang, waktu kita tinggal 4 hari lagi. Kau tentu saja ingat bahwa 4 hari lagi adalah ulang tahunku yang ke-18 dan setelah hari itu, kita akan memulai semuanya dari NOL kembali. Apa maksudmu sayang? Kau benar-benar ingin mengakhiri semuanya setelah kau membuatku benar-benar terhanyut dalam kebahagian dan kesyukuranku bersamamu saat ini.
Sayang? Aku bahkan belum sempat mengatakan padamu bahwa aku benar-benar suka mendengar suaramu melantunkan ayat suci Al-Qur'an kala kau menjadi imamku tempo hari. Aku sangat ingin mengulangi moment itu sayang, bahkan aku selalu berdoa dan berharap agar kelak kau benar-benar menjadi imamku.
Sayang? Apa aku harus menerima kenyataan ini? Apa aku harus menerima keputusanmu? Apa kita benar-benar harus mengakhir semuanya?
Akkh!!
4 hari? Apa yang bisa kita lewati selama 4 hari dalam kepura-puraan? Jika akhirnya tetap berujung perpisahan, mengapa kita masih bersama?
Sayang? Tak cukupkah rasa sayang yang kuberikan untukmu sehingga kau memilih jalan untuk sendiri? Jika saja aku boleh meminta, aku berharap tak akan pernah ada 4 hari yang akan datang, tak ada 19 juli, dan tak ada ulang tahunku. Aku ingin waktu berhenti sekarang juga agar kita bisa tetap bersama. Bukankah ini adalah hari yang special buat kita sayang?
Tapi, kenapa kau tega mengubah hari special ini menjadi hari yang sangat menyakitkan buatku? Kenapa sayang?
Bukankah dulu kau pernah bilang bahwa kau merasa beruntung memilikiku dengan segala batas kesabaranku menghadapi sikapmu? Lantas, tak bisakah sekali lagi kau merasa seberuntung itu sayang? :')
Sayang, meski kita tak tahu apa yang akan terjadi 4 hari lagi, aku tetap berharap dan berdoa agar 15 berikutnya dan seterusnya kita masih tetap bersama :')

Selamat 4 bulan yah Bocah:*
ILYSM Cah:'*

Rabu, 02 Juli 2014

J A R A K

Lagi-lagi kau mulai membahas tentang jarak, hal yang pernah kita sepakati untuk kita lalui bersama. Tapi, mengapa kau terlalu cepat berubah pikiran sayang? Mengapa kau biarkan aku untuk kembali menangisi perkara tentang jarak?
Begini kah caramu menarik ulur hatiku? Membuatku melambung tinggi dengan harapan yang kau gantungkan kemudian menghempaskanku ketika aku sedang cinta-cintanya padamu :')
Apa salahku sayang?
Apa aku pernah melukai hatimu dan membuatmu kecewa? Apa semua yang pernah kita lalu benar-benar tak memiliki arti di matamu sayang?
Aku takut sayang.
Aku takut sikapmu membuatku jenuh. Rasa yang kuharap takkan pernah dihadirkan Tuhan dalam perjuanganku mencintaimu. Tapi, tahu kah kau sayang betapa kecewanya aku dengan dirimu sekarang?
Ah!
Kendatipun sudah sakit begini, entah mengapa aku tak pernah bisa berhenti mencintaimu. Kuharap rasaku ini tak menjadi alasan mengapa kau tega berbuat sesukamu :')
Aku tahu sayang, aku tahu kau menyayangiku. Hanya saja bibirmu terlalu kaku untuk mengungkapkannya. Yah, itulah kamu yang selalu dapat kumengerti dengan kegengsianmu :')
Sayang,
Sudahlah! Kita tak perlu memperdebatkan jarak lagi. Aku yakin Tuhan selalu punya rencana yang indah untuk kita.
Jangan lepas genggamanku sayang. Karena kita akan selalu beriringan melewati setiap jalan yang Tuhan tunjukkan.
Perkara jarak?
Itu hanya setitik dari tantangan-Nya yang diberikan pada kita.
Percayalah, aku takkan melepasmu meski kau~

:')